
SURABAYA, KPU Kota Probolinggo - Ketua KPU Provinsi Jawa Timur Choirul Anam membuka Rapat Koordinasi Persiapan Pembentukan Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) yang digelar, Kamis (5/8/2021). Dalam rakor tersebut, disampaikan sejumlah hal mengenai pentingnya sosialisasi meski tidak didukung anggaran memadai. Komisioner yang akrab disapa Anam ini mengaku telah curhat pada KPU RI terkait minimnya anggaran sosialisasi. Ia juga meminta agar dibuatkan modul, agar sosialisasi dapat berjalan seirama dan meminimkan kendala dalam penyampaian materi kepada publik. Sementara itu, Komisoner KPU Jatim Divisi Sosdiklih Parmas Gogot Cahyo Baskoro berharap agar KPU Kabupaten/Kota melakukan beragam kreasi sosialisasi dan tidak berhenti membangun citra positif lembaga. Ia menjelaskan, pandemi membuat masyarakat apatis terhadap penyelenggara negara. Isu kepemiluan pun tidak menjadi atensi publik. Menginisiasi kegiatan yang mengangkat isu elektoral bekerjasama dengan stakeholder terkait, perlu dilakukan. Tidak kalah penting adalah memperbanyak kegiatan sosialisasi non anggaran. “Meskipun tidak didukung anggaran, bukan berarti tidak ada yang dikerjakan. Bikin kegiatan sekreatif mungkin. Saya minta teman-teman Parmas se-Jatim membuat kegiatan besar sebulan sekali. Entah itu webinar atau diskusi, yang tidak memerlukan anggaran. Nanti saya minta laporannya,” katanya. Dalam kesempatan itu, komisioner KPU Kabupaten/Kota diberikan kesempatan untuk menyampaikan desa/kelurahan yang diusulkan. Termasuk koordonasi yang telah dilakukan dengan pihak terkait. Dalam rekap KPU Jatim, ada 54 usulan kategori daerah partisipasi terendah, 4 usulan kategori potensi pelanggaran pemilu tinggi, 5 usulan kategori rawan konflik, serta 11 usulan kategori rawan bencana. Gogot -sapaan akrabnya- berpesan agar KPU Kabupaten/Kota memasukkan program DP3 ini ke dalam anggaran hibah pemilihan 2024. Harapannya tidak ada kendala anggaran ketika program ini diserentakkan oleh KPU RI. Ia juga mengimbau pemilihan daerah sosialisasi dalam program DP3 tak hanya analisa di atas kertas, tapi harus melalui kajian. (ori/sp)